Tuesday, January 31, 2012

preview Serie A giornata 21 parma vs juventus

Setelah menaklukkan Udinese dengan duel sengit yang berakhir 2-1 di Juventus Arena akhir pekan kemarin, Juventus harus melawan tim yang selama ini menjadi batu sandungan, yaitu Parma di Ennio Tardini nanti malam waktu setempat dalam lanjutan serie A giornata ke 21.

Juventus pasti ingin mempertahankan rekor positifnya sejak awal tahun yang hanya kehilangan angka saat imbang melawan Cagliari. Sisanya, mereka memenangkan semua pertandingan baik di lanjutan serie A maupun di Coppa Italia. Lecce, Atalanta, AS Roma dan terakhir Udinese mampu mereka taklukkan.

Selain itu, Juventus juga harus mempertahankan rekor positif tersebut untuk menjaga jarak dengan AC Milan yang hanya terpaut 1 poin di bawah mereka. Apalagi, AC Milan akan menghadapi lawan berat, yaitu Lazio di Olimpico Roma, saat ini Lazio sendiri berada di posisi ke 4. Oleh karena itu, Juventus wajib meraih 3 poin guna menjaga posisi mereka sebagai capolista.

Parma sendiri tidak boleh dianggap enteng, meskipun di pertemuan pertama di Juventus Arena mereka kalah dengan skor telak 1-4, dan peforma mereka masih naik turun sehingga posisi mereka pun tertahan di papan tengah, namun mereka kerap menyulitkan Juventus, musim lalu pun mereka bisa mengalahkan Juventus dengan skor 4-1 di kandang Juventus.

Untuk menghadapi pertandingan ini sendiri, Parma tentunya mengandalkan Sebastian Giovinco. Pemain satu ini selain merupakan playmaker dan pemain andalan dari Parma, dia juga merupakan pemain "buangan" dari Juventus sehingga ingin membuktikan pada mantan klubnya bahwa Juventus melakukan keputusan salah dengan membuangnya. Giovinco sendiri kerap mencetak gol saat melawan Juventus.

Lini belakang Juventus yang digalang Chiellini cs tentunya harus mewaspadai pergerakan Giovinco, karena seringkali permainan Parma tidak berkembang jika Giovinco bisa dihentikan. Namun Juventus juga tidak boleh lengah karena selama ini Juventus malah sering kehilangan poin saat melawan tim-tim papan tengah.

Dalam pertandingan ini, Juventus diperkirakan akan memakai sistem rotasi di mana akhir pekan mereka akan menghadapi Siena dan minggu depan mereka akan menghadapi laga berat melawan AC Milan di San Siro dalam semifinal Coppa Italia. Stephan Lichsteiner yang mengalami sedikit cedera saat lawan Udinese sehingga dia harus digantikan di menit-menit akhir pertandingan diperkirakan akan diistirahatkan. Selain itu, Mirko Vucinic pun masih cedera dan Martin Caceres belum bisa ditampilkan.

Apakah Juventus mampu melanjutkan tren positif mereka dengan mengalahkan Parma di kandangnya? Atau justru Giovinco cs. mampu mencuri poin atau bahkan memberikan kekalahan pertama Juventus musim ini?

Prakiraan formasi

Parma (3-4-2-1) : Mirante ; Zaccardo,Palletta, Lucarelli ; Vailani, Galloppa, Marrone, Gobbi ; Biabiany, Giovinco ; Floccari

Juventus (3-5-2) : Buffon ; Barzagli, Bonucci, Chiellini ; Pepe, Marchisio, Pirlo, Vidal, Giaccherini; Quagliarella, Matri

Sunday, January 29, 2012

serie A giornata 20 juventus vs udinese 2-1

Juventus berhasil mempertahankan posisinya sebagai capolista setelah menekuk Udinese dengan skor 2-1 dalam pertandingan yang berlangsung tadi malam di Juventus Arena. Dalam pertandingan tersebut, 2 gol Juventus dicetak oleh penyerang mereka Alessandro Matri sedangkan gol Udinese dicetak oleh Antonio Floro Flores.

Pertandingan sendiri berjalan sengit, di mana kedua tim sama-sama memakai strategi 3-5-2. Saling serang sudah terjadi sejak menit-menit awal pertandingan. Baru 2 menit berjalan, gawang Udinese sudah terancam oleh Marcelo Estigarribia yang tinggal berhadapan dengan kiper Samir Handanovic, untung saja, tendangan Estigarribia masih bisa dihadang oleh Handanovic.

Tak mau kalah, Udinese melakukan 2 kali tendangan dari luar kotak pinalti masing-masing oleh Toto di Natale dan Pablo Armero, sayang kedua tendangan tersebut masih bisa ditepis oleh Gianluigi Buffon. Juventus pun tak mau kalah, sayang beberapa peluang dari Quagliarella, Estigarribia dan Lichsteiner belum menemui hasil.

Menit ke 23, giliran Alessandro Matri yang mengancam gawang Udinese, berawal dari serangan balik, umpan terobosan Emanuele Giaccherini diterima Matri yang tinggal berhadapan dengan Handanovic, namun Handanovic mampu menghadang tendangan dari Matri.

Akhirnya gawang Udinese bobol juga di menit ke 42. Berawal dari crossing Estigarribia dari sisi kiri, bola kemudian disundul oleh Quagliarella. Bola hasil sundulan tersebut memang masih bisa ditepis oleh Handanovic. Namun Alessandro Matri berhasil menyambar bola rebound tersebut dan mencetak gol untuk keunggulan Juventus 1-0. Hasil tersebut bertahan hingga paruh pertama usai.

Babak kedua, tempo berjalan sedikit lebih lambat. Juventus bermain lebih tenang dan sabar dengan banyak menahan bola di lini tengah. Hal tersebut dilakukan mengingat Juventus sudah unggul dan untuk meredam serangan cepat Udinese yang beberapa kali merepotkan lini belakang Juventus yang digalang Barzagli cs.

Udinese akhirnya bisa menyamakan kedudukan di menit ke 53, berawal dari aksi Isla yang berhasil merebut bola dari Chiellini, Isla membawa bola dengan cepat dan saat mendekati kotak pinalti, bola diumpan kepada Floro Flores yang berada di sisi kanan pertahanan Juventus. Tendangan Floro Flores yang baru masuk di babak kedua tidak mampu diantisipasi oleh Buffon sehingga skor berubah menjadi 1-1.

Tidak mau kehilangan poin penuh di kandang sendiri membuat Juventus memasukkan Claudio Marchisio yang cedera saat menghadapi Atalanta pekan lalu. Tak butuh waktu lama, di menit ke 62, umpan cantik dari Marchisio berhasil dimanfaatkan Matri dengan tendangannya ke pojok kiri gawang Handanovic.

Setelah skor 2-1 ini, kedua tim masih bergantian melakukan serangan. Juventus memang lebih berfokus pada penguasaan bola untuk mempertahankan keunggulan. Namun Udinese juga tidak mau menyerah dengan berulang kali melakukan serangan balik cepat. Dan hingga peluit akhir dibunyikan, skor 2-1 untuk kemenangan Juventus bertahan sekaligus menjaga posisi mereka sebagai capolista.

Saturday, January 28, 2012

preview Serie A giornata 20 Juventus vs Udinese

Paruh kedua Serie A musim 2011-2012 telah dimulai. Juventus yang mengakhiri paruh musim pertama sebagai juara paruh musim tanpa terkalahkan akan menjamu lawan tangguh yaitu Udinese di yang saat ini bercokol di urutan ketiga dengan selisih 3 poin di bawah Juventus.

Duel ini dipastikan akan menarik mengingat posisi kedua tim yang berada di papan atas membuat mereka tidak mau kehilangan poin. Juventus harus memenangkan pertandingan guna terus menjaga jarak mereka dengan AC Milan. Apalagi lawan AC Milan tidak terlalu berat yaitu Cagliari. Sementara Udinese sendiri tidak mau kalah untuk tetap bertahan di jalur juara sekaligus menghindari kejaran Inter Milan yang berada di bawah mereka. Apalagi sebelum dikalahkan Napoli di perempat final Coppa Italia pertengahan minggu lalu, Inter Milan sudah meraih tujuh kemenangan beruntun di liga.

Untuk urusan peforma, Juventus sedikit lebih baik dibandingkan Udinese. Di mana pekan lalu mereka mengalahkan Atalanta dengan skor 2-0 dan menekuk AS Roma di ajang Coppa Italia dengan skor 3-0. Dua hasil ini tentu akan meningkatkan kepercayaan diri Juventus untuk bisa memenangkan pertandingan. Apalagi pertandingan away terakhir Udinese berakhir dengan kekalahan 3-2 dari Genoa, meskipun pekan lalu mereka berhasil menekuk Catania 2-1 di Friuli.

Berita baik lainnya bagi Juventus adalah Claudio Marchisio dan Simone Pepe yang cedera saat mengalahkan Atalanta sudah bisa dimainkan kembali. Arturo Vidal yang sempat dikabarkan cedera ringan saat latihan pun sudah bisa tampil. Apalagi dengan sedang naiknya peforma dua gelandang muda, Luca Marrone dan Emanuele Giaccherini akan membuat lini tengah Juventus semakin kuat. Hanya saja, Mirko Vucinic masih didera cedera, selain itu pemain anyar mereka Martin Caceres belum bisa dibawa untuk pertandingan ini karena baru saja menyelesaikan masalah administrasi dari transfernya. Namun hal ini tidak menjadi masalah bagi Juventus yang masih mempunyai banyak stok pemain di bench.

Hanya saja, Juventus tidak boleh lengah dan menganggap remeh Udinese. Perlu diingat, saat duel sebelumnya yang berlangsung di Friuli, penyelesaian akhir menjadi titik lemah mereka sehingga tidak bisa memaksimalkan pertandingan yang sebenarnya mereka kuasai sehingga laga berakhir 0-0. Alessandro Matri, Marco Borriello, Alessandro Del Piero atau Fabio Quagliarella yang dipercaya pelatih Antonio Conte untuk tampil nanti malam harus bisa mengatasi masalah ini. Untuk lini belakang yang dikomandoi Giorgio Chiellini pun harus mampu meredam dan mengantisipasi serangan balik cepat andalan Udinese yang mampu merepotkan mereka di laga sebelumnya.

Prakiraan line up

Juventus (4-4-2) : Buffon; Lichsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini; Pepe, Pirlo, Vidal, Giaccherini ; Del Piero, Matri

Udinese (3-5-2) : Handanovic; Danilo, Domizzi, Feronetti ; Isla, Armero, Basta, Fernandes, Pinzi ; Abdi, Di Natale

Thursday, January 26, 2012

Strategi Transfer Musim Dingin Juventus 2011-2012


Juventus mengawali tahun 2012 dengan prestasi yang memuaskan, bertengger sebagai capolista hingga pekan ke 19 Serie A sekaligus menjadikan mereka sebagai juara tengah musim, selain itu, prestasi tersebut mereka raih tanpa mengalami kekalahan sekalipun. Di coppa Italia sendiri, mereka berhasil melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan Bologna 2-1 melalui perpanjangan waktu di babak 16 besar dan menaklukkan AS Roma dengan skor 3-0 di babak perempat final. Lawan yang menanti Juventus di babak semifinal nanti adalah pemenang antara Lazio vs AC Milan.

Sebagai salah satu langkah untuk menghadapi persaingan paruh kedua Serie A yang pastinya akan semakin sengit karena klub-klub lain pun pastinya mengincar posisi capolista Juventus dan sangat ingin menodai rekor tak terkalahkan Juventus, maka Juventus memulai aksi mereka di bursa transfer musim dingin untuk memperkuat skuad mereka dengan beberapa pemain baru.

Namun karena jendela transfer musim dingin yang lebih singkat daripada musim panas, ditambah lagi dengan skuad yang sudah padu, menjadikan Juventus dan kebanyakan klub lain hanya merekrut beberapa pemain untuk melengkapi skuad yang sudah ada. Merekrut terlalu banyak pemain hanya akan merusak ritme dan keseimbangan tim.

Rekrutan pertama Juventus di bursa transfer musim dingin adalah Marco Borriello




Pasti banyak pengamat sepakbola apalagi fans Juventus yang heran akan keputusan klub untuk mendatangkan Borriello. Namun berdasarkan pengamatan saya, ada 2 hal yang mungkin menjadi alasan Juventus mendatangkan Borriello.

1. Kurang produktifnya striker yang mereka punyai.
Hingga pekan ke 16 sebelum bursa transfer musim dingin dibuka, duet striker utama Juventus hanya menghasilkan 8 gol (Matri 6 gol dan Vucinic 2 gol). Jumlah yang sangat minim untuk ukuran striker yang bermain di klub sebesar Juventus. Dan jumlah itupun kalah jika dibandingkan dengan top skorer di klub pesaing Juventus dalam memperebutkan scudetto musim ini di mana Ibrahimovic dari AC Milan dan Di Natale dari Udinese bahkan bersaing di perebutan gelar top skorer.

Hal ini sungguh merupakan pemandangan yang aneh di mana Juventus mempunyai tujuh striker. Yaitu Matri, Vucinic, Quagliarella, Del Piero, Iaquinta, Toni dan Amauri. Matri terlalu malas sebagai striker, Vucinic lebih berperan sebagai breaker, di mana dia lebih sering memberikan assist, selain itu dia belum beradaptasi secara maksimal di Juventus sehingga dia terlihat sering menyia-nyiakan peluang, Quagliarella lebih fokus pada pemulihan cederanya, Del Piero terlalu tua meskipun secara teknik dan mental mungkin ia masih striker terbaik Juventus, sementara 3 nama lain tidak masuk ke dalam rencana Conte. Amauri bahkan telah dijual ke Fiorentina.


2. Faktor harga
Dengan singkatnya jendela transfer musim dingin membuat Juventus sulit untuk menggaet nama besar untuk mereka rekrut, mungkin di bursa transfer musim dingin tahun lalu ada 2 nama di liga Inggris yang menghebohkan saat itu, yaitu transfer Fernando Torres dan Edin Dzeko. Namun kedua pemain tersebut didatangkan dengan harga yang selangit.

Juventus sudah mengeluarkan segelontor uang untuk merombak tim mereka musim panas lalu, sungguh bukan tindakan bijak jika mereka mengeluarkan banyak dana untuk merekrut satu nama untuk direkrut. Beppe Marotta sebagai direktur transfer pasti sudah mengerti akan hal itu. Oleh sebab itu, bukan perkara mudah baginya untuk mencari striker berkualitas dengan harga murah dan proses tidak berbelit-belit.

Dan akhirnya, nama Borriello lah yang dipilih setelah berkonsultasi dengan Conte dan management tentunya, Borriello direkrut dengan status pinjaman, dengan kompensasi hanya 500rb euro dan proses yang lancar dikarenakan posisi Borriello di AS Roma yang saat itu juga jarang ditampilkan oleh pelatih Luis Enrique.

Rekrutan kedua Juventus adalah Martin Caceres



Sama dengan Marco Borriello, Martin Caceres pun didatangkan dengan status pinjaman dari Sevilla dengan kompensasi 1,5 juta euro. Dibalik kedatangannya, sebenarnya ada pemain lain yang masuk dalam buruan Juventus yaitu Freddy Guarin, gelandang asal Kolombia yang bermain untuk Porto.

Ada beberapa hal menurut saya yang membuat Juventus lebih memilih merekrut Martin Caceres di bursa transfer musim dingin ini dibandingkan Freddy Guarin. Meskipun rumor yang beredar menyebutkan keduanya ingin membela Juventus. Namun, Juventus tidak mungkin merekrut keduanya sekaligus dikarenakan kebijakan di Serie A yang membatasi pembelian maksimal 2 pemain non UE yang berasal dari klub di luar serie A dalam satu musim. Satu jatah sudah diambil oleh Arturo Vidal asal Chile yang direkrut di awal musim dari Bayer Leverkusen. Sehingga mau tidak mau, Juventus harus merekrut salah satu diantara Caceres atau Guarin di bursa transfer musim ini. Berikut beberapa alasan Juventus lebih memilih Caceres :

1. Faktor kebutuhan
Posisi defender di Juventus musim ini sangat rawan, hanya ada Lichsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini dan De Ceglie yang bergantian dipercaya Conte untuk mengisi pos defender. Motta dan Grosso tidak masuk ke dalam rencana Conte. Apalagi Sorensen sudah dibeli setengah kepemilikannya oleh Bologna dan memperkuat klub tersebut hingga akhir musim. Jumlah ini tentunya sangat sedikit, apalagi jika ada defender yang cedera atau bermain buruk, sangat sulit mencari penggantinya, oleh sebab itu, Juventus lebih memilih Caceres yang bisa bermain di semua posisi di lini belakang, mulai dari bek tengah, kanan, kiri hingga sweeper. Sehingga Caceres diharapkan mampu menutupi kekurangan pemain Juventus di lini belakang.

Sementara di lini tengah sendiri, kombinasi MVP (Marchisio, Vidal, Pirlo) sangat tidak tergantikan, bahkan Pazienza yang menjadi back up mereka sangat jarang diberikan kesempatan tampil. Jika merekrut Guarin mungkin akan menambah variasi lini tengah Juventus, namun resikonya adalah keseimbangan lini tengah yang sudah pas dengan kombinasi tersebut bisa terganggu, apalagi Marrone sudah mulai sering diberikan kesempatan tampil dan permainannya juga tidak mengecewakan. Sehingga untuk lini tengah, dirasa belum terlalu urgent untuk merekrut pemain baru di bursa transfer musim dingin ini.

2. Faktor adaptasi
Caceres sudah pernah memperkuat Juventus di musim 2009-2010 dengan status pinjaman dari Barcelona. Saat itu, dia bermain sebanyak 13 kali dan mencetak 1 gol. Tentunya kembali ke Juventus setelah hengkang 1,5 musim bukan waktu yang lama untuk beradaptasi ulang dengan lingkungan di Juventus. Lain halnya dengan Guarin yang sama sekali belum pernah bermain di Serie A sehingga beresiko akan menghabiskan banyak waktu untuk dia beradaptasi dan bukan tidak mungkin nasibnya akan seperti Eljero Elia yang sebenarnya pemain muda bertalenta namun lebih banyak menghabiskan waktu di bench karena belum bisa beradaptasi sepenuhnya dengan iklim di Serie A.

3. Faktor harga
Ya, lagi-lagi faktor harga. Beppe Marotta hampir semua pembeliannya dilakukan dengan pinjaman lalu dipermanenkan, atau pembelian langsung namun dengan metode cicilan. Kebijakan yang cerdas sebenarnya jika dihubungkan dengan kondisi perekonomian negara-negara di Eropa saat ini. Dengan meminjam pemain, klub hanya membayar sedikit kompensasi, dan jika pemain tidak mampu berkontribusi maksimal, klub tinggal memulangkannya di akhir musim dan tidak mengalami kerugian yang krusial. Bayangkan jika klub langsung membeli pemain, apalagi dengan banderol tinggi, jika pemain tidak mampu berkontribusi maksimal, klub jugalah yang akan merugi. Juventus tentu tidak ingin mengulangi kejadian saat mereka merekrut Amauri dan Felipe Melo dengan harga tinggi namun tidak mampu berkontribusi maksimal.

Juventus tentu telah mempertimbangkan hal tersebut, apalagi Guarin tidak diberi opsi peminjaman oleh Porto sehingga untuk merekrutnya harus dengan pembelian langsung. Mungkin Guarin lebih cocok untuk memperkuat Juventus di musim panas. Namun, jendela transfer musim dingin sendiri belum ditutup, masih banyak strategi Juventus yang bisa kita simak, dan sekarang sebaiknya kita dukung dan saksikan saja apakah 2 pemain rekrutan baru Juventus ini mampu memberikan yang terbaik di sisa musim.